'/> Kumpulan Peribahasa Indonesia Beserta Artinya Dari A Hingga Z

Info Populer 2022

Kumpulan Peribahasa Indonesia Beserta Artinya Dari A Hingga Z

Kumpulan Peribahasa Indonesia Beserta Artinya Dari A Hingga Z
Kumpulan Peribahasa Indonesia Beserta Artinya Dari A Hingga Z
Tutorial mata pelajaran bahasa indonesia kali ini akan menyuguhkan perihal contoh-contoh peribahasa yang disertai dengan artinya.

Semua negara mempunyai perumpamaan dalam mencontohkan sesuatu. Perumpamaan inilah yang kita namakan dengan peribahasa.

Pada hakikatnya, Peribahasa Indonesia sudah sering dipakai oleh masyarakat. Akibat terdapat banyaknya keanekaragaman adat-istiadat, budaya, dan bahasa sehingga mempengaruhi dan memperkaya perbendaharaan kalimat dan juga jumlah peribahasa indonesia.

Contoh-Contoh Peribahasa


1. Peribahasa dimulai huruf A

No Peribahasa Artinya
1. Ada Padang ada belalang, ada air ada pula ikan Dimana pun berada niscaya akan tersedia rezeki buat kita.
2. Ada uang kakak di sayang, tak ada uang kakak ditendang Hanya mau bersama disaat senang saja tetapi tidak mau tahu disaat sedang susah.
3. Ada air ada ikan. Dimanapun kita tinggal,rezeki akan selalu ada.
4. Ada asap ada api Tak sanggup dipisahkan, munculnya suatu insiden / persoalan niscaya ada penyebabnya
5. Ada gula ada semut. Dimana banyak kesenangan disitulah banyak orang datang.
6. Ada harga ada rupa Harga suatu barang tentu diadaptasi dengan keadaan barang tersebut.
7. Ada pasang turun naik. Kehidupan di dunia ini tak ada yang abadi, semua senantiasa silih berganti.
8. Ada rotan ada duri. Kesenangan tentu ada kesusahan.
9. Ada uang kakak di sayang, tak ada uang kakak ditendang. Hanya mau bersama disaat senang saja tetapi tidak mau tahu disaat sedang susah
10. Ada ubi ada talas,ada akal ada balas. Kejahatan dibalas dengan kejahatan,kebikkan dibalas dengan kebaikan.
11. Ada udang di balik batu. Ada suatu maksud yang tersembunyi.
12. Adat muda menanggung rindu, etika bau tanah menahan ragam. Orang muda harus bersabar,dalam meraih cita-cita.
13. Adat teluk timbunan kapal, etika gunung tepatan kabut. Meminta hendaknya kepada yang punya, bertanya hendaknya kepada yang pandai.
14. Air beriak tanda tak dalam. Orang yang banyak bicara biasanya tidak banyak ilmunya
15. Air besar watu bersibak. Artinya : Persaudaraan akan bercerai berai apabila terjadi perselisihan.
16. Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga. Sifat-sifat anak biasanya menurun dari sifat orang tuanya.
17. Air di cencang tiada putus. Persaudaraan tidak akan putas alasannya yakni hanya perselisihian kecil.
18. Air di daun keladi. Sukar di bimbing atau dinasihati.
19. Air diminum rasa duri, nasi dimakan rasa sekam. Tidak lezat makan dan minum (biasanya alasannya yakni terlalu bersedih/duka).
20. Air jernih ikannya jinak. Negeri yang serba teratur dengan penduduknya yang serba baik,baik pula akal bahasanya.
21. Air pun ada pasang surutnya. Senang dan susah selalu silih berganti.
22. Air susu dibalas dengan air tuba. Perbuatan baik dibalas dengan perbuatan jahat.
23. Air damai menghanyutkan. Orang yang kelihatannya pendiam, namun ternyata banyak menyimpan ilmu pengetahuan dalam pikirannya
24. Asam di darat, ikan di bahari bertemu di belanga. Laki-laki dan wanita kalau sudah jodoh niscaya akan bertemu juga.
25. Api dalam sekam. Hal-hal tidak baik yang tidak tampak dan bahkan semakin membahayakan.
26. Alang berjawab, tepuk berbatas. Perbuatan baik dibalas dengan perbuatan baik, perbuatan jahat dibalas dengan perbuatan kejahatan pula.
27. Angan - angan mengikat tubuh. Memikirkan yang tidak-tidak akhirnya menderita sendiri.
28. Air yang damai jangan disangka tiada berbuaya. Orang pendiam jangan disangka tidak berani.
29. Alah bisa alasannya yakni biasa. Segala kesukaran tak akan terasa lagi bila sudah biasa.
30. Anak bapak. Anak lelaki yang berani.
31. Anak dipangku dilepaskan, beruk di rimba disusui. Selalu membereskan urusan orang lain tanpa mempedulikan urusan sendiri.
32. Angin tidak sanggup ditangkap, asap tidak sanggup digenggam. Sesuatu hal yang tidak sanggup dirasakan.
33. Anjing menggonggong, khafilah berlalu. Biarpun banyak rintangan dalam perjuangan kita, kita dihentikan putus asa.
34. Angan-angan menerawang langit. Mencita-citakan segala sesuatu yg tinggi-tinggi
35. Angan mengikut tubuh. Bersusah hati alasannya yakni memikirkan yang bukan-bukan.
36. Angguk bukan, geleng ia. Lain di lisan lain di hati.

2. Peribahasa dimulai huruf B

No Peribahasa Artinya
1. Bagai Makan Buah Simalakama. Bagai seseorang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sangat sulit untuk dipilih.
2. Badan boleh dimiliki, hati jangan. Ungkapan bahwa orang tersebut sudah mempunyai kekasih, hatinya sudah ada yang memiliki. Secara fisik mau menuruti segala macam perintah yang menindas, namun di dalam hati tetap menentang.
3. Bagai air di daun talas. Selalu berubah-ubah atau tidak tetap pendiriannya.
4. Bagai anak ayam kehilangan induk. Bercerai berai alasannya yakni kehilangan tumpuan.
5. Bagai anjing beranak enam. Kurus sekali.
6. Bagai api dengan asap. Tidak sanggup dipisahkan.
7. Bagai bara dalam sekam. Perbuatan jahat yang tak tampak.
8. Bagai bulan kesiangan. Pucat dan lesu.
9. Bagai di sayap dengan sembilu. Rasa hati yang sangat pedih.
10. Bagai duri dalam daging. Selalu terasa tidak menyenangkan hati dan mengganggu pikiran.
11. Bagai itik pulang petang. Sangat lambat jalannya.
12. Bagai kacang lupa akan kulitnya. Tidak tahu diri, lupa akan asalnya.
13. Bagai katak dalam tempurung. Sangat sedikit pengetahuannya, kurang luas pandangannnya.
14. Bagai kebakaran janggut. Bingung tidak keruan.
15. Bagai kerakap di atas batu, hidup segan mati tak mau. Hidup dalam kesukaran / kesengsaraan. 24.
16. Bagai kerbau dicocok hidung. Menurut saja apa yang menjadi keinginan orang.
17. Bagai mencincang air. Mengerjakan perbuatan yang sia-sia.
18. Bagai mendapat durian runtuh. Mendapat laba yang tidak disangkasangka tanpa harus bersusah payah mendapatkannya.
19. Bagai menegakkan benang basah. Melakukan pekerjaan yang tidak mungkin sanggup dilaksanakan.
20. Bagai mentimun dengan durian. Orang yang lemah / miskin melawan orang kaya / kuat.
21. Bagai menulis di atas air. Melakukan perkerjaan yang sangat sukar atau membawa tidak mungkin secara hasil.
22. Bagai musang berbulu ayam. Orang jahat bertingkah laris sebagai orang baik.
23. Bagai musuh dalam selimut. Musuh dalam kalangan / golongan sendiri.
24. Bagai pagar makan tanaman. Orang yang merusak barang / sesuatu yang diamanatkan kepadanya.
25. Bagai pinang dibelah dua. Dua orang yang serupa benar.
26. Bagai pungguk merindukan bulan. Seseorang yang membayangkan atau menghayalkan sesuatu yang tidak mungkin.
27. Bagai rambut di belah seribu. Sedikit sekali.
28. Bagai rumah ditepi tebing. Selalu dalam kecemasan dan ketakutan.
29. Bagai telur di ujung tanjuk. Terancam bahaya.
30. Bagaikan bubuk di atas tanggul. Orang yang sedang berada pada kedudukan yang sulit dan gampang jatuh.
31. Bagaikan air dengan minyak. Tak sanggup bersatu.
32. Bagaikan api makan ilalang kering, tiada sanggup dipadamkan lagi. Orang yang tidak bisa menolak ancaman yang menimpanya.
33. Bagaikan burung di dalam sangkar. Seseorang yang merasa hidupnya dikekang.
34. Bagaimana ditanam begitulah dituai. Tiap-tiap orang ber buat jahat,jahatlah balasannya,begitu sebaliknya.
35. Bahasa memperlihatkan bangsa. Budi bahasa atau pangrai serta tutr kata menunnjukkan sifat serta tabiatnya.
36. Bak ilmu padi, kian berisi kian runduk. Makin cendekia tidak sombong.
37. Barangsiapa menggali lubang, ia juga terperosok ke dalamnya. Bermaksud mencelakakan orang lain, tetapi dirinya juga ikut terkena celaka.
38. Besar pasak daripada tiang. Besar pengeluaran daripada pendapatan.
39. Bermain air basah,bermain api hangus. Setiap pekerjaan atau perjuangan ada susahnya.
40. Belum beranak sudah ditimang. Belum berhasil, tetapi sudah bersenang-senang lebih dulu.
41. Bertepuk sebelah tangan . Kebaikan yang hanya dari satu pihak.
42. Bergantung pada akar lapuk. Mengharapkan pemberian dari orang yang tidak mungkin memperlihatkan bantuan.
43. Berguru ke padang datar, sanggup rusa belang kaki. Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi. Belajar harus sungguh-sungguh, jangan terputus di tengah jalan.
44. Belum bertaji hendak berkokok. Belum berilmu/kaya/berkuasa sudah hendak menyombongkan diri.
45. Berguru kepalang bimbing bagai bunga kembang tak jadi. Belajarlah sungguh-sungguh jangan tanggung-tanggung(ragu-ragu).
46. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Bersama-sama dalam suka dan duka, baik jelek sama-sama ditanggung.
47. Berjalan hingga kebatas, berlayar hingga kepulau. Kita harus berusaha secara sungguh-sungguh untuk mencapai suatu tujuan.
48. Biar lambat asal selamat,tak akan lari gunung dikejar. Dalam mengerjakan suatu pekerjaan haruslah berhati-hati supaya selamat.
49. Biarkan anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu. Biarpun banyak rintangan dalam perjuangan kita, kita dihentikan putus asa.
50. Biduk kemudian kiambang bertaut. Lekas berbaik atau berkumpul kembali. ( Seperti perselisihan antara sanak keluarga yang kembali rukun ).
51. Bumi tidak selebar daun kelor. Dunia tidak sempit.

3. Peribahasa dimulai huruf C-D-E-G

No Peribahasa Artinya
1. Cepat kaki ringan tangan. Suka menolong sesama umat.
2. Cuaca di langit menunjukan akan panas, gabak di hulu tanda akan hujan. Sesuatu niscaya akan ada identitas atau tanda khususnya.
3. Dalam lautan sanggup diduga, dalam hati siapa tahu. Kita tidak mengetahui isi hati orang lain.
4. Daripada hidup bercermin bangkai, lebih baik mati berkalang tanah. Daripada hidup menanggung malu lebih baik mati.
5. Daripada hidup berputih mata, lebih baik mati berputih tulang. Lebih baik matidaripada menanggung malu.
6. Daripada hujan emas di negeri orang, lebih baik hujan watu di negeri sendiri. Sebaik-baik negeri orang tidak sebaik di negeri sendiri.
7. Datang tampak muka, pulang tampak punggung. Datang dan pergi hendaklah memberi tahu.
8. Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Kita harus beradaptasi dengan etika dan keadaan daerah tinggal yang kita tempati.
9. Di mana kayu bengkok, di sana musang mengintai. Orang yang sedang lengah gampang dimanfaatkan oleh musuhnya.
10. Dibujuk ia menangis, ditendang ia tertawa. Mau bekerja dengan baik bila sudah mendapat teguran.
11. Digenggam takut mati, dilepas takut terbang. Serba salah sama-sama merugikan.
12. Dimana lalang habis, disitu api padam. Hidup dan mati tidak sanggup ditentukan, bila sudah saatnya niscaya kita akan mati.
13. Ditindih yang berat, dililit yang panjang. Kemalangan yang tiba tanpa bisa dihindari.
14. Duduk sama rendah, tegak ( bangkit ) sama tinggi. Sama kedudukannya (tingkatannya atau martabatnya ).
15. Elok basa akan kekal hidup, elok akal akan bekal mati. Orang yang baik akal balasannya akan disayang orang selama hidup dan sehabis mati pun akan dikenang orang.
16. Enak makan dikunyah, lezat kata diperkatakan. Sesuatu hal haruslah dimusyawarahkan terlebih dahulu.
17. Esa hilang, dua terbilang. Berusaha terus dengan keras hati hingga maksud tercapai.
18. Gajah di pelupuk mata tak tampak, semut di seberang lautan tampak. Kesalahan / malu sendiri yang besar tidak tampak.
19. Gajah mati alasannya yakni gadingnya. Orang yang mendapat kecelakaan atau binasa alasannya yakni keunggulannya / tabiatnya.
20. Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, insan mati meninggalkan nama. Orang populer bila ia mati dalam beberapa lama masih disebut-sebut orang namanya.
21. Gali lubang, tutup lubang. Berhutang untuk membayar hutang yang lain.
22. Gayung bersambut, kata berjawab. Menangkis serangan orang, menjawab perkataan orang.
23. Gigi dengan pengecap ada kalanya bergigit juga. Walau persahabatan sangat dekat ada kalanya berselisih juga.
24. Guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Kelakuan orang bawahan selalu mencontoh kelakuan atasannya.

4. Peribahasa dimulai huruf H-I-J-K

No Peribahasa Artinya
1. Habis manis sepah dibuang. Sesudah tidak mempunyai kegunaan lagi kemudian dibuang / tidak dipedulikan lagi.
2. Hancur tubuh di kandung tanah, akal baik dikenang jua. Budi pekerti, amal kebaikan, akan selalu dikenang meski seseorang sudah meninggal dunia.
3. Hangat-hangat tahi ayam. Kemauan yang tidak tetap.
4. Harapkan guntur di langit, air di tempayan dicurahkan. Mengharapkan sesuatu yang belum tentu, barang yang sudah ada dilepaskan.
5. Hasrat hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai. Keinginan atau keinginan yang tidak mungkin sanggup dicapai.
6. Hawa pantang kerendahan, nafsu pantang kekurangan. Hawa nafsu dihentikan diremehkan harus dijaga sebaik-baiknya
7. Hemat pangkal kaya, rajin pangkal pandai. Orang yang hidup ekonomis akan menjadi kaya, orang yang rajin berguru akan menjadi pandai.
8. Hidup dikandung adat, mati dikandung tanah. Selama hidup orang harus taat kepada etika kebiasaan dalam masyarakat.
9. Hidup segan mati pun tak mau. Hidup yang merana alasannya yakni terus menerus sakit.
10. Hujan emas di negeri orang, hujan watu dinegeri sendiri , baik juga di negeri sendiri. Betapa senang dan bahagi di perantauan , tentu lebih senag dan senang di negeri sendiri.
11. Ikhtiar menjalani, untung menyudahi. Setiap orang harus berusaha sebaikbaiknya, berhasil tidaknya terserah kepada tuhan.
12. Jangan disesar gunung berlari, hilang kabut tampaklah dia. Hal yang sudah pasti, kerjakanlah dengan sabar tidak perlu tergesa-gesa.
13. Jauh di mata dekat di hati. Dua orang yang tetap merasa dekat meski tinggal berjauhan.
14. Kalah jadi bubuk menang jadi arang. Pertengkaran / permusuhan akan merugikan kedua belah pihak ( sama-sama merugi ).
15. Jauh panggang dari api. Banyak bedanya, tidak kena, tidak benar.
16. Jika ditampar sekali kena denda emas, dua kali setampar emas pula, lebih baik ditampar betul-betul. Setiap perbuatan jahat itu sama saja akibatnya, meski besar ataupun kecil.
17. Kalau dipanggil ia menyahut, kalau dilihat ia bersua. Bisa memberikan maksud dengan cara yang tepat.
18. Kalau pintar meniti buih, selamat tubuh hingga ke seberang. Jika sanggup mengatasi kesukaran tentu maksud sanggup dicapai.
19. Kalau tiada senapang, baik berjalan lapang. Jika tidak bersenjata atau tidak bertenaga, sebaiknya mengalah.
20. Kalau tidak angin bertiup, tidak akan pohon bergoyang. Sesuatu hal yang terjadi tentu ada penyebabnya.
21. Karena mata buta, alasannya yakni hati mati. Menjadi celaka alasannya yakni terlalu menuruti hawa nafsunya.
22. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga. Karena kejahatan atau kesalahan yang kecil, hilang kebaikan yang telah diperbuat.
23. Katak hendak jadi lembu. Orang hina / miskin / rendah hendak menyamai orang besar / kaya; congkak; sombong.
24. Kecil-kecil cabe rawit. Kecil, tetapi cerdik / pemberani / membahayakan.
25. Kepala sama berbulu, pendapat berlain-lainan. Artinya : Setiap orang berbeda pendapatnya

5. Peribahasa dimulai huruf M-N

No Peribahasa Artinya
1. Lain di lisan lain di hati. Yang dikatakan / diucapkan berbeda dengan isi hatinya.
2. Lain dulang lain kaki,lain orang lain hati. Setiap orang punya pendapat, kehendak dan perasaan yang berbeda.
3. Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Tiap-tiap negeri atau bangsa berlainan etika kebiasaannya.
4. Lancar kaji alasannya yakni diulang, pasah jalan alasannya yakni diturut. Segala sesuatu harus dilakukan berulang ulang supaya paham.
5. Lemak manis jangan ditelan, pahit jangan dimuntahkan. Perundingan yang baik jangan disia-siakan, tetapi hendaknya dipikirkan secara dalam-dalam.
6. Lempar watu sembunyi tangan. Melakukan sesuatu, kemudian berdiam diri seperti tidak tahu menahu.
7. Lepas dari lisan harimau jatuh ke lisan buaya. Lepas dari ancaman yang besar, jatuh ke dalam ancaman yang lebih besar lagi.
8. Lidah tak bertulang. Mudah saja menyampaikan / menjanjikan sesuatu, yang berat yakni melaksanakannya.
9. Lubuk logika tepian ilmu. Seseorang yang dikenal mempunyai banyak ilmu pengetahuan.
10. Luka sudah hilang parut tinggal juga. Setiap perselisihan selalu meninggalkan bekas dalam hati orang yang berselisih, walaupun perselisihan itu sudah berakhir.
11. Makan hati berulam rasa. Menderita alasannya yakni perbuatan orang yang kita sayang.
12. Malang tak sanggup ditolak, mujur tak sanggup diraih. Segala sesuatu dalam kehidupan bukan insan yang menentukan.
13. Malu bertanya sesat di jalan. Kalau tidak mau berikhtiar tidak akan mendapat kemajuan.
14. Membagi sama adil, memotong sama panjang. Jika membagi maupun tetapkan sesuatu hendaknya harus adil dan tidak berat sebelah.
15. Membelah dada melihat hati. Ungkapan untuk menyatakan kesungguhan.
16. Menang jadi arang, kalah jadi abu. Kalah ataupun menang sama-sama menderita.
17. Menanti-nanti bagaikan bersuamikan raja. Menantikan pemberian dari orang yang tidak sanggup memperlihatkan bantuan.
18. Menggantang asap. Melakukan perbuatan yang sia-sia.
19. Menghela lembu dengan tali, menghela insan dengan kata. Segala pekerjaan harus dilakukan berdasarkan tata cara aturannya masing-masing.
20. Menohok teman seiring dalam lipatan. Mencelakakan teman sendiri.
21. Murah dimulut, mahal ditimbangan. Mudah sekali berjanji tetapi tidak pernah menepati.
22. Musang berbulu ayam. Orang jahat bersikap menyerupai orang baik.
23. Musuh dalam selimut. Musuh dalam kalangan / lingkungan sendiri.
24. Nasi sudah menjadi bubur. Sudah terlajur, tidak sanggup diperbaiki atau diubah lagi.
25. Nasi tak dingin, pinggan tak retak. Orang selalu mengerjakan sesuatu dengan hati-hati.

6. Peribahasa dimulai huruf O-P-S

No Peribahasa Artinya
1. Orang mau seribu daya, bukan seribu dali. Jika menghendaki sesuatu, niscaya akan mendapat jalan, bila tidak menghendaki, niscaya mencari alasan.
2. Pandai berminyak air. Pandai menyusun kata-kata untuk mencapai maksudnya.
3. Pangsa memperlihatkan bangsa, umpama durian. Kita bisa melihat perangai seseorang melalui tutur katanya.
4. Putih kapas sanggup dibuat, putih hati berkeadaan. Kebaikan hati yang bisa dilihat dari tingkah lakunya.
5. Sakit sama mengaduh, luka sama mengeluh. Seiya sekata dalam semua keadaan.
6. Seberat-berat mata memandang, berat juga pundak memikul. Seberat apapun penderitaan orang yang melihat, masih lebih menderita orang yang mengalaminya.
7. Sedap jangan ditelan, pahit jangan segera dimuntahkan. Berpikir baik-baik sebelum bertindak biar tidak kecewa.
8. Sehari selembar benar, setahun selembar kain. Suatu pekerjaan yang dilakukan dengan keyakinan dan kesabaran akan membuahkan hasil yang baik.
9. Sekali air pasang, sekali tepian beranjak, Sekali air di dalam, sekali pasir berubah. Setiap terjadi perubahan pimpinannya, berubah pula aturannya.
10. Sekali jalan terkena, dua kali jalan tahu, tiga kali jalan jera. Bagaimanapun bodohnya seseorang, bila sekali tertipu, tak akan mau tertipu lagi untuk kedua kalinya.
11. Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Sekali melaksanakan pekerjaan, beberapa maksud tercapai.
12. Seludang menolak mayang. Sebutan untuk orang sombong dan melupakan orang lain yang telah berjasa dalam hidupnya.
13. Seorang makan cempedak, semua kena getahnya. Seorang berbuat salah, semua dianggap salah juga.
14. Sepandai-pandai bajing melompat, sekali waktu jatuh juga. Sepandai-pandainya manusia, suatu ketika niscaya pernah melaksanakan kesalahan juga.
15. Seperti cacing kepanasan. Tidak tenang, selalu gelisah.
16. Seperti durian dengan mentimun. Orang lemah / miskin / ndeso melawan orang besar lengan berkuasa / kaya / pandai.
17. Seperti lebah, lisan bawa madu, pantat bawa sengat. Berwajah rupawan namun perilakunya jahat.
18. Serigala berbulu domba. Orang yang kelihatannya ndeso dan penurut tetapi sesungguhnya kejam, jahat, dan curang
19. Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tidak berguna. Pikir dahulu masak-masak sebelum berbuat sesuatu ( pikirkan untung dan ruginya ).
20. Setali tiga uang. Sama saja, tidak ada bedanya.

7. Peribahasa dimulai huruf T-U-Y

No Peribahasa Artinya
1. Tahu asam garamnya. Tahu seluk beluknya / berpengalaman.
2. Tak ada gading yang tak retak. Tidak ada sesuatu yang tidak ada cacatnya.
3. Tambah air tambah sagu. Tambah banyak permintaannya, bertambah pula biayanya. Bila bertambah anak, akan bertambah pula rezekinya.
4. Tangan merentang pundak memikul. Berani berbuat harus berani bertanggung jawab.
5. Terbuat dari emas sekalipun, kandang tetap kandang juga. Meskipun hidup dalam kemewahan tetapi terkekang, hati tetap merasa tersiksa juga.
6. Terlalu aru berpelanting, kurang aru berpelanting. Segala sesuatu yang berlebihan atau kurang akan berakibat kurang baik.
7. Tertangguk pada ikan sama menguntungkan, tertanggung pada rangsang sama mengiraikan. Suka dan sedih dijalani bersama. Keuntungan yang didapatkan dinikmati bersama-sama, kesusahan yang dialami diatasi tolong-menolong juga.
8. Tiada rotan akarpun jadi. Kalau tidak ada yang baik, yang kurang baik pun boleh juga.
9. Tua-tua keladi, makin bau tanah makin menjadi. Orang bau tanah yang bersikap menyerupai anak muda, terutama dalam persoalan percintaan.
10. Umur setahun jagung. Belum berpengalaman.
11. Untung bagaikan roda pedati, sekali ke bawah sekali ke atas. Keberuntungan atau nasib insan tiada tetap, kadang di bawah dan kadang di atas.
12. Yang buta peniup lesung, yang peka pelpas bedil. Masing-masing ada faedahnya, asal diletakkan pada tempatnya.


Demikianlah kumpulan peribahasa indonesia yang disertai dengan arti atau maknanya.
Advertisement

Iklan Sidebar